Era AI, Pakar Sarankan Orang Tua Bekali Anak dengan Nilai dan Karakter

jakarta.jpnn.com - Perkembangan teknologi kecerdasan artifisial (artificial intelligence/AI) yang sangat pesat membawa tantangan baru bagi dunia pendidikan dan perkembangan anak di Indonesia.
Meskipun AI memiliki potensi untuk memperkuat sistem pembelajaran, teknologi AI justru berisiko menciptakan kesenjangan kognitif dan etis yang berbahaya bagi generasi mendatang apabila tanpa kesiapan yang memadai.
Founder SEJIWA Foundation Diena Haryana menekankan arti penting penguatan karakter dan life skill sejak usia dini sebagai fondasi utama dalam menghadapi disrupsi teknologi.
“Anak-anak bisa sangat mudah larut dalam dunia digital, apalagi dengan kehadiran AI yang memiliki kemampuan luar biasa dalam menarik perhatian mereka, entah lewat game, chatbot, atau konten kreatif lainnya," kata Diena, Rabu (28/5).
Menurut Diena, AI bisa mengikis kemampuan dasar anak untuk bersosialisasi apabila tidak digunakan secara hati-hati.
"Kita tidak bisa membiarkan anak-anak tumbuh tanpa life skills, tanpa keterampilan sosial, dan kehilangan sisi manusianya," ucap Diena.
Menurut Dienq, anak-anak harus dibekali terlebih dahulu dengan kemampuan dasar, seperti life skills, social skills, physical skills, dan spiritual skills yang kuat, sebelum dikenalkan dengan AI.
"Tanpa itu, teknologi justru bisa mengikis sisi kemanusiaan mereka dan menjadikan mereka less human,” ujar Diena.
Perkembangan teknologi kecerdasan artifisial (artificial intelligence/AI) yang sangat pesat membawa tantangan baru bagi dunia pendidikan dan perkembangan anak
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jakarta di Google News