Lebih 3.000 Pelajar Ramaikan SAC Indonesia Kualifikasi Jakarta & Banten
“Yang pertama adalah kami bukan menargetkan juara. Tetapi keikutsertaan terlebih dahulu. Memperlihatkan pada anak bahwa perlombaan yang sesungguhnya itu seperti ini. Di daerah sering ikut kejuaraan juga, tetapi persiapannya tidak sebagus ini. Siapa tahu ini nantinya bisa diterapkan di daerah. Karena saya kebetulan sebagai pengurus daerah PASI,” ungkap Ahdi, S.Pd, salah seorang guru yang mendampingi delegasi SMAN 1 Ciruas.
Ahdi sangat setuju dengan peraturan yang diterapkan oleh Energen Champion SAC Indonesia. Bahwa atlet didikan PPLP, Pelatnas, SKO, KKO hingga PAB tidak diiznkan untuk ikut. Pasalnya, mencari bibit atletik memang harus dijaring dari lembaga non pelatihan. “Saya berharap Energen Champion SAC Indonesia bisa terus berlanjut. Tidak hanya berhenti sampai tahun ini saja,” ungkap Ahdi.
Sementara itu, James Wilson Manik, M.Pd., guru olahraga dari SMP dan SMA Tunas Bangsa Greenville ini mengapresiasi tujuan gelaran Energen Champion SAC Indonesia. “Saya sudah tahu DBL Indonesia sejak lama. Sewaktu scrolling media sosial saya menemukan SAC. Saya ikutin nih dari qualifiers pertama di Mataram. Akhirnya saya memutuskan menerjunkan anak-anak. Bagus sih sekarang DBL tidak hanya membesarkan basket, tapi juga merambah atletik,” ungkap James.
“Di sekolah kami ada ekstrakurikuler atletik. Dan tujuan saya mengikutsertakan anak-anak saya, ya ingin menunjukkan pada mereka, kompetisi itu seperti ini. Anak-anak juga antusias ikut. Apalagi ketika ada reward training camp ke Australia. Mereka jadi semangat. Jadi tujuan anak-anak berlomba ini jelas. Pemberhentian akhirnya itu jelas akan kemana,” imbuhnya.(ray/jpnn)
Kompetisi atletik pelajar terbesar tanah air akhirnya hadir menyapa para siswa dan siswi dari sekolah-sekolah di wilayah DKI Jakarta dan Banten.
Redaktur & Reporter : Budi
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jakarta di Google News