Gandeng 4 Universitas, YAICI Tingkatkan Hasil Riset dan Penelitian Terkait Gizi
jakarta.jpnn.com, JAKARTA - Salah satu penyebab sulitnya mengatasi masalah gizi keluarga adalah tingkat literasi gizi masyarakat yang masih rendah.
Hal itu turut didukung oleh minimnya penelitian yang dapat menjadi referensi peningkatan kesehatan masyarakat di Indonesia.
Selain itu, dari sisi kuantitas pun peneliti Indonesia masih tertinggal dari negara tetangga.
Sebagai perbandingan, jumlah peneliti per 1 juta populasi di Malaysia mencapai angka 7.000, diikuti Singapura dengan angka 2.590. Sementara, Indonesia hanya berada di angka 1.071 dengan populasi penduduk yang cukup besar.
Untuk itu, dalam rangka mendorong perkembangan riset dan penelitian di Indonesia, Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) menggandeng 4 universitas terkemuka di Indonesia, di antaranya Universitas Indonesia (UI), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Universitas Airlangga (UNAIR), dan Universitas Negeri Semarang (UNNES), untuk melakukan penelitian bersama terkait Konsumsi Susu dan Status Gizi Anak di Indonesia.
Ketua YAICI Arif Hidayat mengatakan pentingnya ilmu pengetahuan dan teknologi dalam menghadapi era digital dengan perubahannya yang makin cepat.
Ilmu pengetahuan dan teknologi saling berpacu. Di masa mendatang dibutuhkan SDM dengan kualitas unggul, yang dapat mengikuti perubahan zaman.
"Karena itu, sudah waktunya kita mengambil peran dalam globalisasi, salah satunya melalui dunia pendidikan, memperkaya literatur dengan penelitian-penelitian yang akan bermanfaat bagi masyarakat,” jelas Arif Hidayat.
Salah satu penyebab sulitnya mengatasi masalah gizi keluarga adalah tingkat literasi gizi masyarakat yang masih rendah.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jakarta di Google News