Ubah Sistem Penerimaan Siswa SMP & SMA di DKI, Anies: Dampaknya Dilihat 3 Dekade Mendatang
jakarta.jpnn.com, KEBAYORAN LAMA - Sistem penerimaan siswa SMP dan SMA sejak 2019 diubah karena akses pendidikan di ibu kota selama bertahun-tahun tidak merata.
Gubernur Anies Baswedan mengatakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengubah sistem penerimaan siswa itu berdasarkan prinsip kesetaraan.
"Selama tiga tahun terakhir mulai 2019, kami mengubah sistem rekrutmen SMP, SMA menganut prinsip kesetaraan," kata Anies dalam diskusi publik virtual soal menjawab tantangan masa depan bangsa di Jakarta, Jumat (15/7).
Menurut mantan menteri pendidikan dan kebudayaan ini, sistem penerimaan peserta didik baru tingkat SMP dan SMA dipengaruhi latar belakang sosiologi dan ekonomi keluarga.
Anies menjamin tidak ada lagi sistem penerimaan yang dipengaruhi faktor sosiologi dan ekonomi orang tua calon peserta didik baru.
Mantan rektor Universitas Paramadina ini menuturkan pihaknya melakukan demokratisasi dalam proses penerimaan peserta didik baru di SMP dan SMA.
"SMP dan SMA dahulu disebut favorit, dahulu sebelum dilakukan penyesuaian ini. Siswanya bisa berisi 90 persen berlatar belakang keluarga pendidikan S-1 dan S-2. Sesudah dilakukan demokratisasi, pemerataan, siswa baru di sekolah itu proporsional," katanya.
Anies mengungkapkan saat ini banyak pelajar di Jakarta yang berasal dari latar belakang beragam. Pendidikan orang tua juga beragam.
Sejak 2019, Pemprov DKI Jakarta mengubah sistem penerimaan siswa SMP dan SMA dari latar belakang sosiologi dan ekonomi ke prinsip kesetaraan
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jakarta di Google News